Ekosistem
Ekosistem padang rumput adalah contoh ekosistem terestrial
Ekosistem adalah suatu sistem
ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara
makhluk hidup dengan lingkungannya.
[1]
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan
menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
memengaruhi.
[1]
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit
biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara
organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur
biotik tertentu dan terjadi suatu
siklus materi antara organisme dan
anorganisme.
[1] Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.
[1]
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem.
[2]
Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya
organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup.
[2] Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya
mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan".
[2] Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia
atmosfer dan
bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan
planet lain dalam
tata surya.
[2]
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem
ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor
kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi
oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum toleransi.
[3]
Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu, namun
memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya, yaitu bambu.
[1]
Dengan demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun
asalkan dalam ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber
makanannya.
[1] Berbeda dengan makhluk hidup yang lain,
manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya karena kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan
teknologi dan memanipulasi
alam.
[2]
A . Komponen pembentuk
Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah:
Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen
fisik dan
kimia yang merupakan
medium atau
substrat tempat berlangsungnya
kehidupan, atau
lingkungan tempat hidup.
[4] Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya.
[2] Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme, yaitu
[2]:
- Suhu. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
- Air. Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.
- Garam. Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi.
- Cahaya matahari. Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis.
Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis
terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.
- Tanah dan batu.
Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan
komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada
kandungan sumber makanannya di tanah.
- Iklim. Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu.
Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu
yang hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang
menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa).
Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu:
Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan
organik yang disediakan oleh
organisme lain sebagai makanannya .
[4] Komponen heterotrof disebut juga konsumen makro (
fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil.
[4] Yang tergolong heterotrof adalah
manusia,
hewan,
jamur, dan
mikroba.
[4]
Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan
organik yang berasal dari organisme mati.
[4] Pengurai disebut juga konsumen makro (
sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih besar.
[1]
Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan
melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh
produsen.
[4] Yang tergolong pengurai adalah
bakteri dan
jamur.
[4] Ada pula pengurai yang disebut
detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah
kutu kayu.
[4] Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu
[2]:
- aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan
- anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima elektron /oksidan
- fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai penerima elektron. komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan ekosistem yang teratur[4]. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai komponen autotrof, plankton yang terapung di air sebagai komponen pengurai, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.[4]
B. Ketergantungan
Ketergantungan pada ekosistem dapat terjadi antar komponen biotik atau antara komponen biotik dan abiotik
[2].
Ketergantungan antar komponen biotik dapat terjadi melalui
[2]:
- Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui
proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari
rantai makanan disebut tingkat trofi
atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat
makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki
tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat
trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang.[2]
- Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang
saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk
seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis
makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya.
Antar komponen biotik dan abiotik
Ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dapat terjadi melalui siklus materi, seperti
[2]:
- siklus karbon
- siklus air
- siklus nitrogen
- siklus sulfur
Siklus ini berfungsi untuk mencegah suatu bentuk materi menumpuk pada suatu tempat.
[2]
Ulah manusia telah membuat suatu sistem yang awalnya siklik menjadi
nonsiklik, manusia cenderung mengganggu keseimbangan lingkungan.
[2]
C. Tipe-tipe Ekosistem
Ekosistem
air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir.
Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk
ekosistem air mengalir adalah sungai.
1.
Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya
mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi.
|
Gbr.
Berbagai Organisme Air Tawar
Berdasarkan Cara Hidupnya
|
Di
danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari.
Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis
disebut daerah
fotik.
Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah
afotik.
Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis
atau
termoklin.
Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah
dingin di dasar.
Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman
dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi
menjadi 4 daerah sebagai berikut.
a)
Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan
optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi.
Tumbuhannya
merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat
ke atas permukaan air.
Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang
yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga,
krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura
dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari
makan di danau.
b.
Daerah limnetik
Daerah
ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih
dapat
ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai
fitoplankton,
termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang
berfotosintesis
dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama
musim
panas dan musim semi.
Zooplankton
yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-
udangan
kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-
ikan
kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian
ikan
besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
c.
Daerah profundal
Daerah
ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau.
Mikroba
dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi
seluler
setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah
limnetik.
Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
d.
Daerah bentik
Daerah
ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos
dan
sisa-sisa organisme mati.
Gbr.
Empat Daerah Utama Pada Danau Air Tawar
Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya,
yaitu sebagai berikut :
a. Danau Oligotropik
Oligotropik
merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan
kekurangan
makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak
produktif.
Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme,
dan
di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
b.
Danau Eutropik
Eutropik
merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan
kandungan
makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya
adalah
airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan
oksigen
terdapat di daerah profundal.
Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat
adanya materi-materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan
ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari
sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang
memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor.
Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang atau blooming,
sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya
menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut.
Pengkayaan danau seperti ini disebut "eutrofikasi". Eutrofikasi
membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan
danau.
2. Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air
sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan.
Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada
air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai
yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton
untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya
terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar,
sehingga dapat mendukung rantai makanan.
Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai,
dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai Man air tawar. Di hilir
sering dijumpai ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai besar
dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah
tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami
adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan
dapat melekat pada batu.
Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni
habitat kecil yang bebas dari pusaran air.
c. Ekosistem air laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan
terumbu karang.
1. Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang
tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik,
karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu
laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi.
Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang
dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur,
maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta
ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian
atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya
rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan
berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.
1.
Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut.
a. Litoral
merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
b. Neretik
merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya
matahari
sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
c.
Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500
m
d.
Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam
dari
pantai
(1.500-10.000 m).
2.
Menurut wilayah permukaannya secara
horizontal, berturut-turut dari
tepi laut
semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut.
a.
Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman
air
sekitar 200 m.
b. Mesopelagik
merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalam
an 200-1000
m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c.
Batiopelagik merupakan daerah
lereng benua dengan kedalaman
200-2.500
m. Hewan yang hidup
di daerah ini misalnya gurita.
d.
Abisalpelagik merupakan daerah
dengan kedalaman mencapai
4.000m;
tidak terdapat tumbuhan tetapi
hewan masih ada. Sinar
matahari
tidak mampu menembus daerah ini.
e.
Hadal pelagik merupakan bagian
laut terdalam (dasar). Kedalaman
lebih
dari 6.000 m. Di bagian ini
biasanya terdapat lele laut dan
ikan
Taut yang dapat mengeluarkan
cahaya. Sebagai produsen di
tempat
ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis
sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut.
Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum air,
pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis
melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang
secara aktif.
2. Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut,
dan daerah pasang surut.
Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut.
Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga
dapat melekat erat di substrat keras.
Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi.
Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis
yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah.
Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis
dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut,
bintang laut, dan ikan-ikan kecil.
Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut.
Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput
laut.
Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke
arah darat dibedakan sebagai berikut.
1. Formasi pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan
pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap
hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun
tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput
angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina.
Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung),
Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens
(babakoan).
2.
Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya
Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina.
Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini
berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar
napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang
oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga
dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang
termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus,
Rhizophora, dan Cerbera.
Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering
tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.
3. Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.
Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas
atau rawa garam.
Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar
ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan
pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa
garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain
berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa
invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai
tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari
juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air,
yaitu unggas air.
4.
Terumbu karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas
yang khusus yang terdiri dari karang batu dan organisme-organisme
lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas
ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis
dapat berlangsung.
Terumbu
karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok
Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium
karbonat ini bermacammacam bentuknya dan menyusun substrat tempat
hidup karang lain dan ganggang.
Hewan-hewan
yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik
lain. Berbagai invertebrata, mikro
organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora
seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita,
bintang laut, dan ikan karnivora.
|
|
|
Lamun atau
seagrass adalah satu‑satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh‑tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal.
Seperti halnya rumput di darat, mereka mempunyai
tunas berdaun yang tegak dan tangkai‑tangkai yang merayap yang efektif untuk berbiak.
]
Berbeda dengan tumbuh‑tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut),
lamun berbunga, berbuah dan menghasilkan biji. Mereka juga mempunyai
akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat‑zat hara.
Sebagai sumber daya
hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
Ekosistem hutan hujan tropis memiliki produktivitas tinggi.
Ekosistem taiga merupakan hutan pinus dengan ciri iklim musim dingin yang panjang.
Ekosistem tundra didominasi oleh vegetasi perdu.
Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah hujan. Ekosistem terestrial dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan. Iklim sangat penting untuk menentukan mengapa suatu ekosistem terestrial berada pada suatu tempat tertentu.
Pola ekosistem dapat berubah akibat gangguan seperti
petir, kebakaran, atau aktivitas manusia.
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa
daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem
darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
1.
Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis
balik) yang berbatasan dengan padang rumput.
Ciri-ciri
bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun).
Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan
juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai
0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar.
Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain
itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri
contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta
mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun
antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
2. Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik
ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30
cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan
air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada
terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung
pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing
liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan
ular
3.
Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species
pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan
yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama
antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga
membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan
iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme).
Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan
kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang
hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat
tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai
epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan,
harimau, dan burung hantu.
4. Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang,
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat
di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan
gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat.
Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk,
dan rakoon (sebangsa luwak).
5.
Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan
daerah tropik. Ciri-cirinya
adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan
yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya.
Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain
moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi
ke selatan pada musim gugur.
6. Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran
kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi.
Pertumbuhan
tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan
adalah
Sphagnum,
liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput.
Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang
dingin.
Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang
pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap
memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub,
beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
Sawah merupakan salah satu contoh ekosistem buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
[5]
Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau
hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki
keanekaragaman rendah.
[1] Contoh ekosistem buatan adalah
[5]:
Ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi yang banyak.
[2] Kebutuhan materi juga tinggi dan tergantung dari luar, serta memiliki pengeluaran yang eksesif seperti polusi dan panas.
[2]
Ekosistem ruang angkasa bukan merupakan suatu sistem tertutup yang
dapat memenuhi sendiri kebutuhannya tanpa tergantung input dari luar.
[1] Semua ekosistem dan kehidupan selalu bergantung pada bumi.
[1]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar